Astronomi (Ilmu Perbintangan)
Pada bagian awal sejarahnya, astronomi memerlukan hanya pengamatan
dan ramalan gerakan benda di langit yang bisa dilihat dengan mata
telanjang. Rigveda menunjuk kepada ke-27 rasi bintang yang dihubungkan dengan gerakan matahari dan juga ke-12 Zodiak pembagian langit. Yunani kuno membuatkan sumbangan penting sampai astronomi, di antara mereka definisi dari sistem magnitudo. Alkitab
berisi sejumlah pernyataan atas posisi tanah di alam semesta dan sifat
bintang dan planet, kebanyakan di antaranya puitis daripada harfiah;
melihat Kosmologi Biblikal. Pada tahun 500 M, Aryabhata
memberikan sistem matematis yang mengambil tanah untuk berputar atas
porosnya dan mempertimbangkan gerakan planet dengan rasa hormat ke
matahari.
Penelitian astronomi hampir berhenti selama abad pertengahan, kecuali penelitian astronom
Arab. Pada akhir
abad ke-9 astronom
Muslim al-Farghani
(Abu’l-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani) menulis secara
ekstensif tentang gerakan benda langit. Karyanya diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin di
abad ke-12. Pada akhir
abad ke-10,
observatorium yang sangat besar dibangun di dekat
Teheran,
Iran, oleh astronom
al-Khujandi
yang mengamati rentetan transit garis bujur Matahari, yang
membolehkannya untuk menghitung sudut miring dari gerhana. Di Parsi,
Umar Khayyām (Ghiyath al-Din Abu’l-Fath Umar ibn Ibrahim al-Nisaburi al-Khayyami) menyusun banyak tabel astronomis dan melakukan reformasi
kalender yang lebih tepat daripada
Kalender Julian dan mirip dengan
Kalender Gregorian. Selama
Renaisans Copernicus mengusulkan
model heliosentris dari
Tata Surya. Kerjanya dipertahankan, dikembangkan, dan diperbaiki oleh
Galileo Galilei dan
Johannes Kepler.
Kepler adalah yang pertama untuk memikirkan sistem yang menggambarkan
dengan benar detail gerakan planet dengan Matahari di pusat. Tetapi,
Kepler tidak mengerti sebab di belakang hukum yang ia tulis. Hal itu
kemudian diwariskan kepada
Isaac Newton yang akhirnya dengan penemuan
dinamika langit dan
hukum gravitasinya dapat menerangkan gerakan
planet.
Bintang adalah benda yang sangat jauh. Dengan munculnya
spektroskop terbukti bahwa mereka mirip matahari kita sendiri, tetapi dengan berbagai
temperatur,
massa dan ukuran. Keberadaan
galaksi kita,
Bima Sakti,
dan beberapa kelompok bintang terpisah hanya terbukti pada abad ke-20,
serta keberadaan galaksi “eksternal”, dan segera sesudahnya, perluasan
Jagad Raya dilihat di resesi kebanyakan galaksi dari kita.
Kosmologi membuat kemajuan sangat besar selama abad ke-20, dengan model
Ledakan Dahsyat yang didukung oleh pengamatan astronomi dan eksperimen fisika, seperti
radiasi kosmik gelombang mikro latar belakang,
Hukum Hubble dan
Elemen Kosmologikal.
Tata Surya
Dahulu orang mengira bahwa bumi yang kita tempati ini adalah pusat
jagat raya. Artinya benda-benda langit yang kita lihat seperti matahari,
bulan, planet-planet dan bintang-bintang bergerak mengelilingi bumi.
Tetapi ternyata perkiraan itu salah. Memang
sih kelihatannya
kalau kita melihat dari bumi kayaknya benda-benda langit itulah yang
mengelilingi bumi. Orang yang pertama kali menentang bahwa bumi bukan
pusat jagat raya adalah Nicolai Copernicus (1473-1543).
Copernicus meneliti jagat raya hampir setiap malam, dia mencatat
posisi bintang-bintang. Dan menyadari bahwa ternyata posisi bintang
tersebut selalu berubah tiap tahunnya. Logikanya jika benda-benda langit
itu mengelilingi bumi maka posisi dari benda-benda langit tersebut
tidak akan berubah. Selain itu Copernicus juga mengamati bahwa
planet-planet memancarkan cahaya yang berubah-ubah kekuatannya. Hal ini
terjadi karena jarak antara bumi dan planet berubah-ubah dan ini tidak
mungkin terjadi jika bumi menjadi pusat jagat raya.
Sekarang kita mengetahui bahwa bumi bukan pusat dari jagat raya. Bumi
hanyalah sebuah planet yang ada di dalam sebuah sistem yang disebut
tata surya di mana matahari (=surya) menjadi pusatnya. Bahkan kita juga
sekarang sadar bahwa matahari bukan juga pusat dari jagat raya. Matahari
hanyalah sebuah bintang dan ada begitu banyak bintang di jagat raya.
Jutaan bahkan mungkin milyaran bintang ada di jagat raya. Matahari dan
tata surya melayang-layang di jagat raya yang maha luas yang kita tidak
pernah tahu di mana pusatnya.
Seperti disebut di atas bumi ada di dalam sebuah sistem yang disebut
tata surya. Sekarang mari kita lihat tata surya kita. Tata surya kita
terdiri dari matahari sebagai pusat dan 9 planet yang bergerak
mengelilinginya. Susunannya adalah sebagai berikut :
Selain planet-planet ada juga benda langit lainnya yang disebut
satelit. Satelit adalah benda langit yang mengelilingi sebuah planet.
Contohnya adalah bulan. Bulan adalah satu-satunya satelit bumi. Bulan
bergerak mengitari bumi. Planet-planet yang lain juga memiliki satelit
bahkan lebih dari satu. Misalnya Mars memiliki 2 satelit namanya Phobos
dan Deimos. Saturnus memiliki satelit terbanyak :19 satelit !! Hampir
semua planet memiliki satelit kecuali Merkurius dan Venus.
Suatu
rasi bintang atau
konstelasi adalah sekelompok
bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang
tiga dimensi,
kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan
lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada
bola langit malam.
Manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali
pola
dan sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak
berdekatan menjadi rasi-rasi bintang. Susunan rasi bintang yang tidak
resmi, yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh
para ahli astronomi atau
Himpunan Astronomi Internasional, juga disebut
asterisma.
Bintang-bintang pada rasi bintang atau asterisma jarang yang mempunyai
hubungan astrofisika; mereka hanya kebetulan saja tampak berdekatan di
langit yang tampak dari
Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.
Pengelompokan bintang-bintang menjadi rasi bintang sebenarnya cukup acak, dan
kebudayaan
yang berbeda akan memiliki rasi bintang yang berbeda pula, sekalipun
beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya seringkali ditemukan,
misalnya
Orion atau
Scorpius.
Himpunan Astronomi Internasional telah membagi langit menjadi 88 rasi bintang resmi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap
arah
hanya dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada belahan bumi
(hemisfer) utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada tradisi
Yunani, yang diwariskan melalui
Abad Pertengahan, dan mengandung simbol-simbol
Zodiak.
Beragam pola-pola lainnya yang tidak resmi telah ada bersama-sama dengan rasi bintang dan disebut
asterisma, seperti
Bajak (juga dikenal di
Amerika Serikat sebagai
Big Dipper) dan
Little Dipper
Pada sidang umumnya yang pertama tahun
1922,
Persatuan Astronomi Internasional (IAU) secara resmi mengadopsi daftar modern 88
rasi. Dalam sidang umum tersebut diputuskan juga penggunaan secara eksklusif nama
latin dan singkatan dengan tiga huruf dalam penyebutannya. (A.Fowler (1922). “Meetings of Standing Committees”.
Transactions of the International Astronomical Union I: 158.)
Eugène Delporte
kemudian ditunjuk untuk mendefinisikan batas-batas yang tegas untuk
tiap rasi, sehingga setiap titik di langit pasti berada dalam wilayah
satu rasi, dan tidak mungkin tumpang tindih dengan rasi yang lain.
Sebenarnya istilah
rasi lebih tepat digunakan untuk mendefinisikan suatu daerah tertentu pada
bola langit, namun istilah itu sudah digunakan secara luas untuk menyebut sebuah
pola susunan bintang yang dikandung oleh daerah tersebut.
Rasi Bintang Pelukis Langit Malam
Agaknya semua orang setuju bahwa memandangi langit bertaburan cahaya
bintang menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam diri manusia. Bagi
orang yang sedang kasmaran, langit malam sering menjadi inspirasi dalam
mengekspresikan rasa hatinya. Tidak percaya? Coba hitung ada berapa buah
lagu yang melukiskan keindahan langit malam. Sebut saja yang terkenal
diantaranya Stardust yang dipopulerkan oleh Nat King Cole dan Fly Me To
The Moon oleh Sinatra. Dari negeri sendiri, sang maestro Ismail Marzuki
dalam sebuah masterpiece-nya melukiskan kekagumannya pada seorang
“Juwita Malam” dengan metafora keindahan bintang timur.
Tetapi keindahan langit malam tidak hanya milik orang-orang sedang
kasmaran saja. Gemerlap cahaya bintang dapat menumbuhkan sisi spiritual
dari diri seorang manusia. Kemisteriusan dan kemagisan langit malam
sejak dahulu telah “menyadarkan” manusia akan adanya kuasa yang lebih
besar darinya, yang dapat menguasai apa yang tidak dapat manusia
jangkau: langit.
Dalam banyak peradaban kuno sebelum masehi bintang-bintang mempunyai
kedudukan yang tinggi. Orang-orang zaman dahulu percaya bintang-bintang
di langit mempunyai pengaruh terhadap kehidupan mereka di bumi. Mereka
melihat bintang-bintang tersebut sebagai suatu pola -kini dikenal
sebagai konstelasi atau rasi bintang- yang menempati suatu wilayah
tertentu di langit. Berkembanglah mitologi atau legenda dari berbagai
peradaban kuno tentang rasi-rasi bintang.
Salah satu rasi bintang yang dikenali oleh banyak peradaban dan
memiliki beragam kisah adalah Rasi Leo, rasi yang digambarkan sebagai
singa perkasa. Dalam mitologi Yunani Rasi Leo dikisahkan sebagai singa
raksasa yang terkenal buas, yang harus dikalahkan Herkules demi memenuhi
tugas yang diberikan oleh dewi Hera. Herkules berhasil memenangi
pertarungan sengit tersebut. Sebagai penghormatan, dewi Hera menempatkan
singa buas tersebut di satu bagian langit, menjadi singa yang tak lagi
mematikan.
Lain lagi menurut orang-orang Mesir kuno. Bagi mereka Leo bukanlah
satu makhluk yang harus dikalahkan Herkules, melainkan salah satu dewa
yang mereka sembah, dewa singa yang sangat berpengaruh dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Tidak hanya orang-orang Yunani dan Mesir yang
melihat bentuk singa pada rasi ini. Orang-orang Sumeria juga telah
melihat bentuk singa dan menyebutnya Ser. Orang-orang Turki menyebutnya
Artan. Orang-orang Syria menyebutnya Aryo. Arye bagi orang-orang Yahudi
dan Aru bagi orang-orang Babylonia. Beragam sebutan dengan makna yang
sama, singa.
Banyak lagi kisah-kisah menarik yang lahir dari memandangi langit
malam, Rasi Leo hanya salah satunya. Kadang apa yang dilihat oleh satu
peradaban tidak sama dengan yang dilihat oleh peradaban lainnya. Tujuh
bintang yang sangat menyolok di belahan langit utara yang seolah-olah
membentuk sebuah gayung raksasa adalah contohnya. Nenek moyang bangsa
kita dahulu melihat tujuh bintang ini sebagai bintang biduk atau sampan,
perahu. Lain di barat, lain di timur. Bagi orang Yunani kuno rasi ini
tampak sebagai seekor beruang karena mereka tidak hanya melihat ketujuh
bintang saja tetapi dengan bintang-bintang lainnya di sekitar tujuh
bintang tersebut. Jadilah mereka melihat bentuk beruang pada rasi itu.
Bagi orang Romawi rasi ini tampak tidak hanya sebagai beruang biasa
tetapi sebagai beruang besar, disebut Ursa Major. Rasi ini kini lebih
dikenal sebagai big dipper atau gayung raksasa.
Selain mitologi yang tidak kalah menarik jika mendengar kata rasi
bintang adalah zodiak. Kebanyakan pikiran orang langsung tergiring pada
dunia ramal-meramal tanpa berminat mengetahui dasar ilmunya. Memang
metode membaca masa depan sangat bervariasi tetapi zodiak sebagai
pemeran utamanya tentulah sama.
Zodiak dapat diartikan sebagai wilayah tempat dua belas rasi bintang
yang tampak dari bumi dilintasi oleh matahari setiap tahunnya. Dua belas
rasi tersebut, jika tidak ingin melihat majalah, adalah Aries, Taurus,
Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn,
Aquarius, dan Pisces. Revolusi bumi mengelilingi matahari tiap tahunnya
menyebabkan matahari tampak seolah-olah bergerak dalam lintasan yang
sama tiap tahunnya – meskipun ini tidak benar karena adanya gerak
presesi yang mengakibatkan perubahan perlahan-lahan dalam posisi benda
langit, dalam kurun waktu yang sangat lama. Lintasan matahari itu
disebut ekliptika. Dalam gerak semu tahunannya itu matahari tampak dari
bumi melintasi duabelas rasi bintang yang sama pada suatu saat setiap
tahunnya. Bangsa Babylonia diperkirakan sebagai bangsa yang pertama kali
mengenal zodiak sejak 2000 SM.
Tetapi marilah kita tinggalkan persoalan ramal-meramal kepada ahlinya
saja. Dalam ilmu astronomi sendiri zodiak tidak menempati kedudukan
yang teristimewa selain karena letaknya yang “strategis” tampak dilewati
matahari setiap tahunnya. Tidak seperti dalam dunia astrologi dimana
zodiak dianggap mempunyai pengaruh terhadap segala peristiwa di bumi.
Meskipun begitu, rasi bintang, termasuk zodiak diantaranya,
bermanfaat bagi manusia. Pada dasarnya kegiatan mengelompokkan bintang
dan “menganugerahinya” bentuk secara suka-suka telah ada sejak ribuan
tahun yang lalu. Telah sejak lama pula rasi-rasi bintang di langit
digunakan manusia sebagai petunjuk arah dan waktu. Salah satu contohnya
adalah Big dipper atau Ursa Major yang sejak dahulu telah digunakan
sebagai petunjuk arah utara. Agaknya orang-orang zaman dahulu telah
menyadari bahwa rasi bintang muncul pada saat dan wilayah langit yang
sama dalam kurun waktu tertentu setiap tahunnya sehingga dapat digunakan
untuk keperluan navigasi.
Catatan tentang rasi bintang dapat ditemukan dalam buku karya
Ptolemaeus, Almagest, dimana disebutkan di dalamnya tentang 48 buah rasi
bintang yang dikenal saat itu. 47 diantaranya sama dengan yang dikenal
saat ini. Sejak tahun 1928 International Astronomical Union (IAU)
meresmikan 88 buah rasi bintang berikut batas-batas rasinya untuk
menghindari adanya “sengketa” wilayah antara satu rasi dengan yang
lainnya. Pemetaan langit seperti ini berguna sebagai “alamat”
bintang-bintang, galaksi, dan obyek langit lainnya sehingga memudahkan
kerja para astronom dalam penelitian astronomi.
Bintang-bintang dalam suatu rasi sebenarnya tidak terletak berdekatan
seperti yang kita lihat dari bumi. Satu bintang dengan bintang lainnya
dalam suatu rasi dapat terpisah jutaan tahun cahaya dan sebenarnya tidak
punya urusan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena jarak kita di
bumi dengan bintang-bintang tersebut sangat jauh, bintang-bintang
tersebut tampak berdekatan dilihat dari bumi.
Sebagian bintang tidak dapat dilihat oleh sebagian orang di wilayah
tertentu di bumi ini. Polaris yang letaknya dekat dengan kutub utara
contohnya, tidak dapat dilihat oleh orang-orang di benua Australia. Crux
atau bintang salib selatan adalah satu contoh bintang di belahan langit
selatan yang tidak dapat dilihat dari Inggris di belahan bumi utara.
Langit malam dengan rasi-rasi bintangnya yang kita lihat dari tempat
kita di Indonesia tentunya berbeda dengan langit malam yang dilihat di
Belanda.
Tiap bintang memiliki karakteristik masing-masing walau berada di
kelompok rasi yang sama. Dapat berupa bintang tunggal, ganda, bahkan
majemuk. Sama dengan manusia, bintang-bintang pun berevolusi. Bintang
yang kita lihat tidak kita sadari tengah mengalami proses evolusi,
misalnya pada tahap awal hidupnya. Bahkan tidak jarang kita mengira
tengah melihat sebuah bintang, ternyata yang kita lihat adalah sebuah
planet atau bahkan nebula. Planet memang tampak dari bumi hanya seperti
sebuah titik cemerlang, seperti layaknya sebuah bintang. Yang membedakan
antara keduanya adalah kegenitannya dalam berkedip. Bintang karena
mengeluarkan cahayanya sendiri senantiasa tampak berkelap-kelip
sedangkan planet tidak berkelap-kelip karena ia hanya memantulkan
cahaya, tidak mengeluarkan cahaya.
Penggunaan abjad Yunani untuk bintang-bintang dalam suatu rasi
menunjukkan tingkat kecerlangan (magnitudo) bintang-bintang tersebut. α
menandakan bintang yang paling terang pada suatu rasi, β menandakan
bintang kedua yang paling terang dalam rasi tersebut, γ bintang ketiga
paling terang dalam rasi tersebut, dan begitu seterusnya. Contohnya
dalam rasi Orion sang pemburu, α-Orionids adalah bintang Betelgeuse dan
β-Orionids adalah bintang Rigel. Keduanya termasuk ke dalam duapuluh
bintang paling terang jika dilihat dari bumi. Sistem penamaan bintang
dengan abjad Yunani seperti ini diperkenalkan oleh Johann Bayer, ahli
astronomi dari Jerman.
Para penghuni langit malam memang tak pernah bosan-bosannya
mengundang manusia untuk mengenalnya. Setelah ini memandangi keindahan
langit malam tentunya tidak lagi melamunkan si dia, tapi bisa saja
misalnya memikirkan berapa magnitudo bintang-bintang tersebut, atau
sedang dalam tahap evolusi apa bintang tersebut, atau hal-hal lain dari
segi astronomis. Malam nanti jika langit cerah anda bisa berkenalan
lebih jauh dengan para penghuni langit malam, cukup dari belakang
pekarangan rumah anda dengan ditemani secangkir kopi hangat dan alunan
lagu dari Sinatra. Tidak ada teleskop, binokuler pun jadi. Jika anda
berminat lebih jauh, segera cari informasi tentang kegiatan star party
dari klub astronomi di kota anda. Tidak salah rasanya mengatakan bahwa
rasi bintang adalah jembatan untuk mengenal ilmu astronomi lebih dalam.
Fly me to the moon and let me play among the stars.. Let me see what spring is like on Jupiter and Mars!
Kontroversi munculnya zodiak baru
Seorang ahli astronomi dari Minneapolis,
Prof. Parke Kunkle
telah mempublikasikan rasi bintang baru bernama OPHIUCHUS, berdampak
pada pergeseran zodiak, saya yang awalnya taurus jadi aries.
Berikut pergeseran zodiak:
* Capricornus: 21 Januari-16 Februari (26 hari)
Karakter umum: Pendiam, rajin, ambisius, materialis, gengsi tinggi, suka memerintah, suka memperalat orang lain
* Aquarius: 16 Februari-11 Maret (24 hari)
Karakter umum: Tenang, objektif, jenius, penuh ide, cepat mengerti
* Pisces: 11 Maret-18 April (38 hari)
Karakter umum: Sangat perasa (dari sisi manusiawi), penuh cinta, praktis, suka mengkhayal
* Aries: 18 April-13 Mei (25 hari)
Karakter umum: Agresif, enerjik, impulsif, pemimpin, tidak sabaran, egois, cepat emosi
* Taurus: 13 Mei-22 Jun (40 hari)
Karakter umum: Keras kepala, materialistis, pasif, ramah, sabar, praktis, setia, toleran
* Gemini: 22 Juni-21 Juli (29 hari)
Karakter umum: Lincah, pandai berbicara, tidak stabil, mudah berubah-ubah, mudah gugup, sangat peka
* Cancer: 21 Juli-10 Agustus (20 hari)
Karakter umum: Sentimentil, setia, penuh perhatian, sulit memaafkan, daya ingat kuat
* Leo: 10 Agustus-16 September (37 hari)
Karakter umum: suka memimpin, dermawan, penuh gaya, aristokratik, congkak, percaya diri tinggi
* Virgo: 16 September-31 Oktober (45 hari)
Karakter umum: Praktis, analistis, kritis, berkepala dingin, logis, rajin, sederhana
* Libra: 31 Oktober-23 November (23 hari)
Karakter umum: Penuh keraguan, bimbang, adil pandai bermuka dua, naluri kuat, mempesona
* Scorpio: 23 November-29 November (enam hari)
Karakter umum: Panjang akal, pendiam, pendendam, gigih, tekun
* OPHIUCHUS: 29 November-18 Desember (19 hari)
Karakter umum: Belum dikategorisasikan
* Sagitarius: 18 Desember-21 Januari (34 hari)
Karakter umum: Berjiwa petualang, pandai, suka kebebasan, mandiri, pandai berdiplomasi, berpandangan luas.
ada yang percaya ada yang membantah salah satunya astrolog
Jonathan Cainer,
“Dia (Kunkle-red) benar kalau bumi berubah, tetapi astrolog selama ini
tidak mendasarkan prediksi mereka pada konstelasi bintang,”
“Sebuah bintang dinamakan atas konstelasinya, bukan pada posisi mereka di angkasa,” lanjut Cainer.
Cainer mengatakan orang-orang tidak perlu mengkalkulasi ulang bintangnya
setelah penambahan satu bintang Ophiuchus. “Ini penuh dengan omong
kosong,” kecamnya.
Apakah yang dikatakan oleh Prof. Parke Kunkle memang benar?
Tapi kenapa bisa berubah….?
Peristiwa tersebut terjadi akibat bergesarnya poros sumbu bumi (atau
yang dikenal dengan gerak Presesi Bumi yang memiliki periode 26.000
tahun sekali, dan gerak nutasi atau gelombang kecil) mengakibatkan
terjadi pergeseran arah lintasan gerak matahari selama setahun di
langit. Jejak-jejak matahari selama satu tahun disebut dengan daerah
lingkaran ekliptika, dan disepanjang lingkaran tersebut rasi-rasi
bintang yang terlewati oleh lingkaran ekliptika diberi nama dengan
daerah zodiak. Itulah kekhasan dari zodiak. Karena ke-khasannya
tersebut, para astrolog mengkaitkan dengan sifat – sifat manusia di muka
Bumi.
Hanya saja kenapa Ophiuchus tidak masuk dalam list horoscope? Dari
sejarah-sejarah bangsa Romawi dahulu, bahwa angka ganjil dipercaya
sebagai angka sial. Apalagi dalam hal ini jika zodiak menjadi 13 maka
tentu saja akan menjadi sangat gelisah bagi para masyarakat awam, karena
sudah ter-sugesti sejak awal.
Bintang LIBRA:
rasi bintang ARIES:
Spoiler for
rasi bintang SAGITTARIUS
rasi bintang VIRGO:
rasi bintang CAPRICORN:
rasi bintang TAURUS:
rasi bintang PISCES:
rasi bintang GEMINI:
rasi bintang SCORPIO:
rasi bintang CANCER:
rasi bintang AQUARIUS:
Astronomi dan Astrologi
Dua nama ini hampir mirip, kajian ilmunya juga hampir sama, tetapi ada perbedaan di antara keduanya.
Astronomi atau dikenal dengan ilmu bintang adalah ilmu
yang mempelajari dan mengamati kejadian, wujud fisik di luar …Bumi.
Dalam hal ini adalah pergerakan benda-benda luar angkasa seperti planet,
satelit, komet dan lain sebagainya.
Sedangkan ilmu
Astrologi adalah ilmu yang menerjemahkan
pergerakan benda-benda langit menjadi sesuatu yang berhubungan
karakteristik manusia. Sejalan dengan perkembangannya, ilmu Astrologi
dipercaya bisa membuka rahasia peruntungan dan nasib manusia. Mulai dari
kesehatan, keuangan, percintaan dan lain sebagainya.
Latar belakang perbedaan ini juga yang mungkin menimbulkan beda pendapat
antara pakar Atronomi Prof. Parke dan pakar Astrolog Jonatan Cainer.
berikut 88 rasi bintang
Andromeda = Puteri Ethiopia
Antlia = pompa air
Apus = burung surga
Aquarius = pembawa air
Aquila = garuda
Ara = altar
Aries = biri-biri jantan
Auriga = pengemudi kereta perang
Bootes = penggembala
Caelum = alat pemahat
Camelopardus = jerapah
Cancer = ketam
Canes Venatici = anjing-anjing pemburu
Canis Major = anjing besar
Canis Minor = anjing kecil
Capricornus = kambing laut
Carina = lunas kapal Argonauts
Casiopeia = ratu Ethiopia
Centaurus = Centaur
Cepheus = raja Ethiopia
Cetus = ikan paus
Chamaeleon = bunglon
Circinus = kompas
Columba = merpati
Coma Berenices = rambut Berenice
Corona Australis = mahkota selatan
Corona Borealis = mahlota utara
Corvus = burung gagak
Crater = cangkir
Crux = salib selatan
Cygnus = angsa
Delphinus = ikan lumba-lumba
Dorado = ikan todak
Draco = naga
equuleus = kuda kecil
Eridanus = sungai
Fornax = tungku
Gemini = kembar
Grus = burung bangau
Hercules = Hercules, anak Zeus
Horologium = jam
Hydra = naga laut
Hydrus = ular air
Indus = Indian
Lacerta = kadal
Leo = singa
Leo Minor = singa kecil
Lepus = kelinci
Libra = timbangan neraca
Lupus = serigala
Lynx = sejenis kucing liar
Lyra = sejenis kecapi
Mensa = meja (pegunungan)
Microscopium = mikroskop
Monoceros = kuda bertanduk satu
Musca = lalat
Norma = timbangan datar
Octans = oktan
Ophiuchus = tangan naga
Orion = pemburu
Pavo = merak
Pegasus = kuda bersayap
Perseus = Perseus
Phoenix = burung dalam dongeng
Pictor = kuda-kuda
Pisces = ikan
Piscis Austrinus = ikan selatan
Puppis = buritan kapal Argonauts
Pyxis = kompas di kapal Argonauts
Reticulum = jaring
Sagitta = anak panah
Sagittarius = pemanah
Scorpius = kalajengking
Sculptor = alat ahli pahat
Scutum = perisai
Serpens = naga
Sextans = sekstan
Taurus = lembu jantan
Telescopium = teleskop
Triangulum = segitiga
Triangulum Australis = segitiga selatan
Tucana = semacam burung
Ursa Major = beruang besar
Ursa Minor = beruang kecil
Vela = layar kapal Argonauts
Virgo = gadis
Volans = ikan terbang
Vulpecula = rubah
Artikel Terkait :
Posted on August 22, 2009 by Aryansah
Karena 2 malam lalu (berturut-turut) saya diberi kesempatan menikmati
langit malam tanpa cahaya lampu, akhirnya saya menulis kembali tentang
rasi bintang. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Warung Daweung di
daerah Bukittunggul, yang kedua, di Kaki Gunung Ciremai.
Setelah mempelajari lagi, ternyata rasi bintang itu bergerak dari
malam menuju subuh (karena bumi berotasi). Seperti layaknya matahari
yang bergerak dari timur ke barat. 2 malam yang lalu, saya berhasil
menemukan beberapa rasi baru setelah melihat peta bintang.
Jadi, ada
Crux (pari),
ursa minor (biduk), orion, Scorpio, Libra,
Corona Borealis (kalo gak salah nulis, lupa, hehehe) ,
Cygnus (angsa), Centaurus,
triangulum australe
(lupa juga nulisnya gimana) yang sudah berhasil saya temukan, ditambah
beberapa planet, seperti jupiter yang tiap hari bisa kita lihat di
sebelah timur sesaat setelah matahari tenggelam, ada juga merkuri, dan
saturnus. Biasanya ada yang bersinar paling terang duluan dan sendiri di
langit timur sesaat setelah matahari tenggelam. Nah, itu bukan bintang,
melainkan planet Jupiter yang masih bisa dilihat dengan mata telanjang.
Dan, setelah saya melihat dan mempelajari lagi, rasi bintang itu
lebih rame di langit selatan, barat, dan timur, di utara juga ada, tapi
tidak sebanyak di 3 penjuru itu. Saran saya untuk memulai menikmati dan
mecari rasi bintang adalah :
1. Cari tempat dengan polusi cahaya minim sekali, seperti di atas
bukit, di perkampungan yang agak pedalaman, di tempat camping, pokoknya
di tempat selain kota dengan cahaya di sekitarnya tidak terlalu besar.
2. lebih asik lagi kalo punya
binocular atau mungkin teleskop (ada yang mau beliin saya..?? hehehe..)
3. Cari musim kemarau (seperti sekarang), waktunya setelah maghrib, sekitar jam 06.30. bintang udah bisa kita lihat.
4. Posisi yang enak itu adalah, matahari yang tenggelam ada di sebelah kanan kita, artinya kita menghadap selatan.
5. Jika, sunset ada di kanan kita, maka di sebelah kiri kita, kita bisa melihat Jupiter lagi sendirian.
6. Gak berapa lama kemudian, udah agak gelap, kita bisa lihat
Crux (pari) di hadapan kita (selatan). Di dekat
Crux itu ada rasi Centaurus.
Crux ini
berada tepat pada kaki belakangnya Centaurus. Centaurus ini rasinya
agak susah dihubungkan, gede banget. yah, jadi harus sambil bawa peta
rasi bintang.
7. Kalo kita mendongakkan kepala kita ke atas, sekitar 80 derajat,
kita bisa menemukan bintang (tidak terlalu terang) yang berwarna
kemerahan, itu namanya bintang Antares, yang ada di dalam rasi bintang
Scorpio. Ya, Antares itu adalah lehernya si scorpio, jadi, cari sendiri
yah, hehehe.. Disebelah kanan dikitnya kepala scorpio ada rasi bintang
Libra yang berbentuk lebih mirip jajaran genjang (agak sulit dicari,
karena bintang2nya kurang terang).
8. Kalo kita melihat ke arah balik (utara) kita, kita bisa lihat
cygnus (angsa). bentuknya seperti angsa yang sedang terbang, lehernya
panjang, sayapnya lebar. Di utara pun, bisa kita lihat Biduk, tapi
biasanaya sudah agak tenggelam.
9. Di sebelah barat agak ke utara bisa kita lihat
Corona Borealis yang
berbentuk seperti mangkok yang menghadap langit utara. Oyah, lupa,
Triangulum australe ada di sebelah selatan agak ke timur dekat rasi
Crux.
10. Orion, ini harus menunggu hingga menjelang fajar. Bisa gampang
dikenali dengan Orion’s belt-nya 3 bintang kembar yang membentuk garis
lurus. Terbitnya biasanya dari arah timur.
11. Oh iya, di sebelah barat agak utara juga kita bisa lihat rasi Bintang Herkules, cuman saya belum nemu.. hehehe..
Oyah, kalo mau, ada software untuk belajar mencari rasi bintang yang user friendly, namanya
Stellarium. Download aja, dan temukan asiknya mencari rasi Bintang, hehehehe.. =)
Ini sedikit tampilan untuk langit selatan dan barat yang saya peroleh
dari Stellarium dengan lokasi Bandung dan waktu pengamatan sekitar
pukul 7 malam.
Penampakan langit selatan pukul 7 malam, Bandung
Penampakan langit Barat pukul 7 malam, Bandung
Penampakan Langit Timur Laut pukul 7 malam, Bandung.