Jumat, 11 Mei 2012

 PENGARUH ATRIBUT TOKO DOMINAN BERDAMPAK PADA MINAT ATAU KEMAUAN KONSUMEN DALAM PROSES PEMBELANJAAN




 PENDAHULUAN
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Sebuah perusahaan dikatakan berhasil menjalankan fungsinya apabila mampu menjual produknya pada konsumen dan mmperoleh profit semaksimal mungkin. Konsumen sebagai salah satu elemen, memegang peranan penting dimana dari waktu ke waktu mereka semakin kritis dalam menyikapi suatu produk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana pengaruh kelengkapan barang, pelayanan, harga, lokasi toko, dan kualitas barang terhadap minat beli konsumen pada Swalayan Sami Makmur Palur Karanganyar; (2) Variabel atribut toko mana yang paling dominan dalam mempengaruhi minat beli konsumen pada Swalayan Sami Makmur Palur Karanganyar.
LANDASAN TEORI
Pemasaran

Pengertian Pemasaran menurut Stanton adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton, 1997).
Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang/jasa kepada pembeli secara individual maupun kelompok pembeli. Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang dibatasi sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan, maupun konsekuensi sosial perusahaan.
Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000: 8), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.
Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi: kebutuhan (needs), produk (goods, services and idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta prospek.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi cara dan keberhasilan perusahaan terhadap pemasarannya, yaitu: (1) Lingkungan Eksternal Sistem Pemasaran. Lingkungan ini tidak dapat dikendalikan perusahaan, misalnya kebebasan masyarakat dalam menerima atau menolak produk perusahaan, politik dan peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, kependudukan serta munculnya pesaing; (2) Variabel Internal Sistem Pemasaran. Variabel ini dapat dikendalikan oleh perusahaan, terdiri atas dua kelompok, yaitu sumber bukan pemasaran (kemampuan produksi, keuangan, dan personal) dan komponen-komponen bauran pemasaran yang meliputi: produk, harga, promosi, dan distribusi (Swastha, 2002).
Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swastha dkk., 1997).
Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing. Peran yang dilakukan tersebut adalah: (1) Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu; (2) Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak; (3) Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya; (4) Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya; (5) User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis.
Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan desain produk, harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan.
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut:            (1) Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain; (2) Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung; (3) Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya.
METODE PENELITIAN
Populasi Dan Sampel
Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari subjek-subjek yang karakteristiknya akan diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah mencakup para pengunjung Swalayan Sami Makmur Palur Karanganyar dalam kategori dewasa yang sudah pernah melakukan pembelian produk di Swalayan Sami Makmur Palur Karanganyar periode Februari-April 2004.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang karakteristiknya akan dijadikan obyek penelitian. Sampel meliputi sebagian dari para pengunjung toko dalam kategori dewasa yang sudah pernah melakukan pembelian produk di Swalayan Sami Makmur Palur Karanganyar. Pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Random Sampling terhadap objek yang diteliti, dimana peneliti telah membuat kisi-kisi/kriteria-kriteria tertentu berdasarkan ciri-ciri subjek yang akan dijadikan sampel penelitian. Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 100 orang responden.
Metode Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan  berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara: (1) Kuesioner atau angket yang diberikan kepada responden; (2) Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan dan penelitian secara langsung terhadap obyek yang diteliti guna melengkapi data yang diperlukan; (3) Wawancara, yaitu mengadakan wawancara dengan pimpinan, staf, maupun karyawan-karyawati untuk mendapatkan informasi yang lebih luas dan dalam.
Definisi Variabel
Penelitian ini menggunakan dependent variabel (minat beli konsumen) dan independent variabel yang terdiri dari:  kelengkapan barang, pelayanan, harga, lokasi toko, dan kualitas barang. Kelengkapan barang meliputi aneka macam jenis produk yang ditawarkan pihak swalayan. Pelayanan dalam penelitian ini diproksi dengan service yang diberikan karyawan-karyawati terhadap konsumen. Sementara variabel harga adalah nilai yang diberikan seorang pembeli terhadap suatu produk. Variabel lokasi toko adalah merupakan areal swalayan termasuk di dalamnya fasilitas tempat parkir. Sedangkan kualitas barang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kualitas yang meliputi segi keawetan dan keaslian produk-produk yang ditawarkan swalayan.
Instrumen Penelitian
Angket
Angket merupakan alat pengumpulan data yang cukup relevan dengan tujuan penelitian serta memiliki validitas dan reliabilitas yang optimal. Hal ini dikarenakan jawaban pada angket dapat dimanifestasikan ke dalam angka-angka, tabel analisis statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian. Dalam penelitian ini kedua variabel, baik yang bebas maupun terikat diungkap dengan kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan dan sistem pengukurannya menggunakan skala Likert. Untuk mengetahui minat beli konsumen diukur dengan skala Likert yang merupakan pengukuran variabel yang hasilnya bersifat ordinal (jenjang). Dalam Skala Likert digunakan 5 katagori penilaian yang masing-masing katagori tersebut akan dikualifikasikan dengan memberi katagori bobot penilaian. Sample yang digunakan sebanyak 100 responden.
Validitas dan Reliabilitas
Validitas
Salah satu instrumen yang sering dipakai dalam penelitian ilmiah adalah angket yang bertujuan untuk mengetahui pendapat seseorang mengenai suatu hal. Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah angket, yaitu keharusan angket untuk valid dan reliabel. Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Suatu angket dikatakan valid (sah) jika pertanyaan pada suatu angket mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut. Sedangkan dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisiten atau stabil dari waktu ke waktu (Azwar, 2003).
Reliabilitas
Menurut Azwar (2003), reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil usaha pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap sekelompok subyek yang sama memperoleh hasil yang sama pula. Selama aspek dalam diri subyek yang diukur belum berubah.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Instrumen Penelitian
Hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS 10.0 menunjukkan hasil bahwa semua item pertanyaan dalam angket terbukti valid dan reliabel.
Uji Validitas Asumsi Klasik
Normalitas
Hasil pengujian normalitas (e) dengan formula Jarqu Berra (JB tes) diperoleh hasil 0,542051, kemudian dikalikan dengan probability (0,762597) diperoleh hasil 0,413366, sehingga dapat dinyatakan bahwa data yang diuji berdistribusi normal, karena bila dibandingkan dengan alpha 0,05 ternyata lebih besar.
Heteroskedastisitas
Hasil pengujian dengan White Heteroskedasticity Test diperoleh nilai Obs*R-squared sebesar 18,58239, kemudian dikalikan probability sebesar 0,069014. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai 1,28 dan bila dibandingkan dengan alpha 0,05 ternyata lebih besar, berarti tidak ada problem Heteroskedastisitas.
Multikolinieritas
Hasil pengujian dengan metode Klein, terlihat bahwa R² > r ², maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat pengaruh multikolinearitas.
Uji Hipotesa
  1. Persamaan Regresi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama.  Persamaan regresi dirumuskan sebagai berikut:
LnY = – 6,809 + 0,373 X1 - 0,029 X2 + 0,167 X3 + 0,828 X4 + 4,980 X5
(3,218)*** (-0,408) (2,397)*** (10,554)*** (4,203)***
Dari persamaan diatas dapat diketahui: (a) Konstanta sebesar      –6,809 jika tidak ada kelengkapan barang (X1), pelayanan (X2), harga (X3), lokasi toko (X4), dan kualitas barang (X5), maka minat beli konsumen akan berkurang sebesar –6,809; (b) Koefisien Regresi sebesar 0,373 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% kelengkapan barang akan meningkatkan minat beli konsumen sebesar 0,373; (c) Koefisien Regresi sebesar -0,029 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% pelayanan akan mengurangi minat beli konsumen sebesar 0,029; (d) Koefisien Regresi sebesar 0,167 menyatakan bahwa setiap penambahan 1%  harga akan meningkatkan minat beli konsumen sebesar 0,167; (e) Koefisien Regresi sebesar 0,828 menyatakan bahwa setiap penambahan 1%  lokasi toko akan meningkatkan minat beli konsumen sebesar 0,828; (f) Koefisien Regresi sebesar 4,980 menyatakan bahwa setiap penambahan 1%  kualitas barang akan meningkatkan minat beli konsumen sebesar 4,980.
  1. Uji Statistik
Uji ketepatan Model
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan Y yang dijelaskan oleh X1, X2, X3, X4, X5. Hasil perhitungan diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,840109 yang menunjukkan bahwa secara statistik variasi dari Variabel Kelengkapan Barang, Pelayanan, Harga, Lokasi Toko, dan Kualitas Barang dari uji koefisien determinasi (R2) mampu menjelaskan variasi dari Variabel Minat Beli Konsumen sebesar 84,011% dan sisanya 15,989% dijelaskan variasi di luar model (unselected variabel).
Uji F
Untuk uji F-statistik, diperoleh F-statistik pada hasil regresi sebesar 77,06276, sementara F-tabel dengan a=0,05 (5%) adalah sebesar 2,31 karena F-statistik pada model ini lebih besar dari       F-tabel, berarti H0 ditolak dan menerima Ha, maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel independent secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel dependent.
Uji t terhadap koefisien regresi
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel, apabila thitung > ttabel berarti variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Hasil yang diperoleh dari pengujian regresi dapat dibahas pada variabel-variabel independent, sebagai berikut: (a) Pada Variabel X1 (Kelengkapan Barang), dengan menggunakan uji one-tailed side pada tingkat signifikansi 5 %       (a=0,05) nilai t dengan derajat bebas (d.f.=94) adalah 1,6612 kemudian dibandingkan dengan nilai t-hitung dari kelengkapan barang sebesar 3,218 , ternyata t-hitung terletak didaerah kritis   (H0 ditolak Ha diterima) berarti hipotesa yang menyatakan bahwa kelengkapan barang berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen diterima dan dapat dikatakan variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan; (b) Pada Variabel X2 (Pelayanan), dengan menggunakan uji one-tailed side pada tingkat signifikansi 5 % (a=0,05) nilai t dengan derajat bebas (d.f.=94) adalah 1,6612 kemudian dibandingkan dengan nilai t-hitung dari pelayanan sebesar –0,408 , ternyata t-hitung terletak di daerah penerimaan (H0 diterima Ha ditolak) berarti hipotesa yang menyatakan bahwa pelayanan berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen ditolak dan dapat dikatakan variabel tersebut tidak memiliki hubungan yang signifikan; (c) Pada Variabel X3 (Harga), dengan menggunakan uji one-tailed side pada tingkat signifikansi 5 % (a=0,05) nilai t dengan derajat bebas (d.f.=94) adalah 1,6612 kemudian dibandingkan dengan nilai t-hitung dari harga sebesar 2,397, ternyata t-hitung terletak didaerah kritis (H0 ditolak Ha diterima) berarti hipotesa yang menyatakan bahwa harga berpengaruh terhadap minat beli konsumen diterima dan dapat dikatakan variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan; (d) Pada Variabel X4 (Lokasi Toko), dengan menggunakan uji one-tailed side pada tingkat signifikansi 5 % (a=0,05) nilai t dengan derajat bebas (d.f.=94) adalah 1,6612 kemudian dibandingkan dengan nilai t-hitung dari lokasi toko sebesar 10,554, ternyata t-hitung terletak didaerah kritis (H0 ditolak Ha diterima) berarti hipotesa yang menyatakan bahwa lokasi toko berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen diterima dan dapat dikatakan variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan; (e) Pada Variabel X5 (Kualitas Barang), dengan menggunakan uji one-tailed side pada tingkat signifikansi 5 % (a=0,05) nilai t dengan derajat bebas (d.f.=94) adalah  1,6612 kemudian dibandingkan dengan nilai t-hitung dari kualitas barang sebesar 4,203, ternyata t-hitung terletak di daerah kritis (H0 ditolak Ha diterima) berarti hipotesa yang menyatakan bahwa kualitas barang berpengaruh terhadap minat beli konsumen diterima dan dapat dikatakan variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan.
PEMBAHASAN
Pada pembahasan yang berkaitan dengan hasil regresi ini adalah variabel kelengkapan barang, variabel pelayanan, variabel harga, variabel lokasi toko, dan variabel kualitas barang.
Hal ini dapat terjadi berdasarkan penelitian, bahwa di Swalayan Sami Makmur Palur Karanganyar ada variabel-variabel yang mampu mempengaruhi minat beli konsumen dan ada variabel yang tidak mampu mempengaruhi minat beli konsumen.
1) Variabel Kelengkapan Barang
Dari hasil penelitian, variabel kelengkapan barang mampu mempengaruhi minat beli konsumen dan memiliki hubungan yang signifikan. Sehingga kelengkapan barang yang meliputi aneka macam jenis dan merk produk yang meliputi: kebutuhan rumah tangga, fashion, perlengkapan kantor, alat tulis, peralatan elektronika, mainan anak, dan produk lainnya yang ditawarkan pihak Swalayan Sami Makmur Palur Karanganyar mampu mempengaruhi minat beli konsumen.
Selain itu konsumen juga tertarik untuk membeli karena  produk yang dijual di Swalayan Sami Makmur Palur Karanganyar selalu up to date atau mengikuti mode yang sedang trend dan berkembang. Faktor lainnya adalah produk-produk yang dijual merupakan merk-merk terkenal yang mampu menciptakan daya tarik  bagi konsumen dengan berbagai selera yang beragam.
2) Variabel Harga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga  mampu mempengaruhi dan memiliki hubungan yang signifikan terhadap minat beli konsumen sehingga penetapan harga di Swalayan Sami Makmur Palur Karanganyar cukup bersaing dan terjangkau oleh konsumen, mengingat kemampuan dan daya beli konsumen di lingkungan penelitian cukup banyak memiliki perhatian terhadap harga yang diperkenalkan, adanya diskon harga yang diadakan pada bulan-bulan tertentu menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen dengan daya beli yang beragam.
3) Variabel Lokasi Toko
Dari hasil penelitian, variabel lokasi toko mampu mempengaruhi minat beli konsumen dan memiliki hubungan yang signifikan sehingga lokasi toko ini memiliki peranan yang cukup besar, karena tersedianya sarana tempat parkir dan keamanan yang memadai bagi para pengunjung toko, sehingga dengan sendirinya akan memberikan rasa aman bagi pengunjung Swalayan Sami Makmur Palur Karanganyar yang memiliki sarana transportasi serta letak yang sangat strategis, yakni berada di kawasan Palur Karanganyar yang mudah dijangkau konsumen dari segala penjuru.
4) Kualitas Barang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas barang mampu mempengaruhi minat beli konsumen dan memiliki hubungan yang signifikan, sehingga apabila kualitas barang itu rendah maka minat beli konsumen akan rendah dan sebaliknya apabila kualitas barang itu tinggi, maka minat beli konsumen juga akan tinggi.
Swalayan Sami Makmur Palur Karanganyar senantiasa menjaga dan memperhatikan betul akan kualitas barang yang dijualnya dan sedapat mungkin menghindari menjual barang-barang berkualitas rendah meskipun harganya murah. Di era informasi seperti ini konsumen semakin kritis dan cerdas dalam melakukan pembelian barang, sehingga kualitas merupakan faktor kunci yang tidak bisa ditawar lagi.
5) Variabel Pelayanan
Untuk variabel pelayanan dari hasil penelitian tidak mampu mempengaruhi dan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap minat beli konsumen.
Berdasarkan deskripsi data diketahui bahwa aspek pelayanan yang baik dan cepat, sebanyak 63% responden menyatakan tanggapan baik. Pada aspek pramuniaga yang ramah, sebanyak  63% responden menyatakan tanggapan baik. Pada aspek karyawan-karyawati yang tepat pelayanan, diketahui sebanyak 59% reponden menyatakan tanggapan baik. Hal ini menunjukkan bahwa aspek pelayanan di Swalayan Sami Makmur sudah cukup baik dan mendapatkan tanggapan yang positif dari konsumennya, namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli mereka. Dalam uji one-tailed side pada tingkat signifikansi 5% (a=0,05) ternyata t-hitung terletak di daerah penerimaan (H0 diterima Ha ditolak) berarti hipotesa yang menyatakan bahwa pelayanan berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen ditolak.
Menurut Mayer (2002), pelayanan terkait erat dengan sejumlah faktor meliputi: produk dan jasa yang ditawarkan, jasa pendukung penjualan dan kesan yang baik yang diterima konsumen. Seorang penjual dituntut untuk memberikan respon secara cerdik terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang produk/jasa dari konsumen, adanya sikap yang baik terhadap pelanggan dimana sikap dihubungkan dengan etika yang merupakan cara yang dapat diterima secara sosial dalam berhubungan dengan konsumen, adanya penampilan pribadi yang menarik yang merupakan kriteria terpenting yang dapat mempengaruhi konsumen.
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
  1. Karakteristik konsumen Swalayan Sami Makmur Palur Karanganyar dapat digambarkan sebagai berikut: jumlah perempuan lebih besar dibanding laki-laki, sebagian besar berusia 26-36 tahun, paling banyak berpendidikan tamat SLTA, sebagian besar pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga, dan sebagian besar berasal dari strata sosial ekonomi menengah atau yang berpendapatan antara Rp 300.000 – Rp 750.000;
  2. Tanggapan konsumen terhadap atribut toko yang meliputi: kelengkapan barang, pelayanan, harga, lokasi, dan kualitas barang sebagian besar responden menyatakan tanggapan yang positif atau menyetujui dan ada sebagian responden yang memberikan tanggapan negatif atau tidak menyetujui pada aspek ragam barang yang lengkap yakni 68% responden.
  3. Deskripsi data tentang minat beli konsumen menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai minat beli yang besar di Swalayan Sami Makmur Palur Karanganyar dengan tingkat kemantapan yang sangat variatif, yakni: 44% menyatakan mantap, 34% kurang mantap, 12% sangat tidak mantap, 6% tidak mantap dan 4% responden menyatakan sangat mantap.
  4. 89
    Adanya pengaruh positif dan signifikan dari kelengkapan barang (X1), harga (X3), lokasi toko (X4), dan kualitas barang (X5) terhadap minat beli konsumen. Sedangkan variabel pelayanan (X2) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat beli konsumen. Besarnya pengaruh dari masing-masing variabel penelitian  dapat dijelaskan pada persamaan regresi sebagai berikut:
  1. Variabel atribut toko yang paling dominan dalam mempengaruhi minat beli konsumen adalah lokasi toko yakni sebesar 10,554. Sementara itu  kualitas barang sebesar 4,203, kelengkapan barang sebesar 3,218, dan harga sebesar 2,397, terbukti mempunyai pengaruh positif terhadap minat beli konsumen dan mempunyai hubungan yang signifikan.
REKOMENDASI
Berdasarkan analisis data dan pembahasan serta hasil pengamatan langsung di Swalayan Sami Makmur Karanganyar, maka penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen guna kemajuan dan perkembangan swalayan, sebagai berikut:
  • Ditinjau dari jumlah pembeli terlihat bahwa perempuan lebih dominan melakukan pembelian dibanding laki-laki, sehingga segmen laki-laki perlu digarap lebih serius lagi, misalnya: ragam produk laki-laki ditingkatkan jenis dan jumlahnya.
  • Ditinjau dari aspek usia, bahwa konsumen remaja (15–25 tahun) hanya 26% saja. Hal ini sebenarnya dapat ditingkatkan mengingat daerah Palur dan sekitarnya adalah daerah yang cukup banyak segmen remajanya, mengingat banyaknya sekolah (perguruan tinggi, akademi, lembaga pendidikan) yang berdiri di daerah itu. Oleh karena itu manajemen perlu menjaring segmen remaja ini dengan lebih serius, misalnya: mengadakan program-program promosi yang sifatnya melibatkan segmen remaja, seperti mengadakan lomba-lomba, kontes hiburan, dan sebagainya.
  • Ditinjau dari tingkat pendapatan bahwa sebagian besar konsumen adalah golongan ekonomi menengah, oleh karena itu perlu adanya upaya serius untuk menjaring segmen menengah ke atas. Cara yang ditempuh bisa dengan menata ulang lay-out swalayan sehingga terkesan mewah dan tidak terkesan murahan.
  • Pada aspek ragam barang yang lengkap sebanyak 65% responden Swalayan Sami Makmur tidak menyetujui atau memberikan tanggapan negatif, oleh karena itu pihak manajemen perlu lebih meningkatkan jenis dan ragam produk yang dijual sehingga dapat memenuhi keinginan serta kebutuhan konsumen yang beraneka ragam terutama di wilayah Palur dan sekitarnya.
  • Hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen meliputi: variabel kelengkapan barang, harga, lokasi toko, dan kualitas barang dapat mempengaruhi variabel dependent, yakni minat beli konsumen di Swalayan Sami Makmur Palur Karanganyar yang untuk kemudian hari perlu ditingkatkan secara komprehensif, baik dalam hal kelengkapan barang, harga, lokasi toko, dan kualitas barang. Sedangkan variabel pelayanan, dari hasil penelitian ternyata tidak mampu mempengaruhi dan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap minat beli konsumen, sehingga perlu dilakukan serangkaian strategi yang matang dan tepat dalam membangkitkan minat beli konsumen dari aspek pelayanan, misalnya: (1) memperbaiki penampilan (performance) karyawan/ karyawati; (2) meningkatkan pengetahuan (science) karyawan/karyawati terhadap produk yang dijualnya; (3) meningkatkan kemampuan komunikasi (communication) karyawan/ karyawati terhadap konsumen.
  • Variabel lokasi toko terbukti dari hasil penelitian mempunyai pengaruh yang paling dominan dalam mempengaruhi minat beli konsumen untuk di kemudian hari perlu mendapat perhatian yang lebih serius dan perlu dilakukan usaha  peningkatan yang lebih intensif dan berkesinambungan dalam memaksimalkan daya tarik lokasi toko, misalnya: adanya petugas khusus (satpam) yang bertanggungjawab terhadap keamanan dan kenyamanan lalu lintas parkir di depan Swalayan Sami Makmur Palur Karanganyar, sehingga pengunjung toko tidak merasa was-was selama berbelanja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar